Kamis, 05 Februari 2009

ANALISIS VEGETASI GULMA KUANTITATIF

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pada umumnya tanaman dibagi menjadi dua yaitu, tanaman yang menguntungkan dan tanaman yang merugikan. Tanaman yang menguntungkan pastinya tanaman yang dibudidayakan oleh manusia atau sengaja untuk ditanam karena mempunyai nilai ekonomis yang menjanjikan. Sedangkan tanaman yang merugikan adalah tanaman yang tidak dikehendaki keberadaannya. Atau dalam bahasa pertanian sering disebut dengan gulma (weed). Pengertian gulma yang lain adalah tumbuhan yang belum diketahui menfaatnya secara pasti sehingga kebanyakan orang juga menganggap bahwa gulma mempunyai nilai negatif yang lebih besar daripada nilai ekonomisnya. Sehingga gulma tersebut harus dimusnahkan dari muka bumi ini, agar nantinya tidak menimbulkan kerugian – kerugian yang lainnya, yang nantinya dapat mengganggu kegiatan pertanian. Baik secara teknis maupun secara ekonomis. Tetapi perlu diketahui bahwa tidak selamanya gulma hanya memberikan nilai negatif saja untuk tanaman budidaya. Gulma juga mempunyai nilai positif yang memberikan keuntungan bagi tanaman budidaya. Yang pertama, gulma dapat mengurangi resiko erosi yang terjadi di areal pertanaman tanaman budidaya. Kedua, gulma dapat menjadi inang hewan predator bagi hama – hama yang merusak tanaman. Gulma juga dapat berperan sebagai LCC (Legume cover crop).

Kerugian – kerugian gulma dilihat dari segi kualitas, kuantitas, dan praktek pertanian.
a Segi kualitas : dengan adanya gulma kualitas akan menurun, karena biji gulma tersebut tercampur pada saat pengolahan tanah. Contoh : pada bau dan rasa di gandum.
a Segi kuantitas : kuantitas juga akan menurun, karena terjadi kompetisi dalam sarana tumbuh ( hara, air, udara, cahaya, ruang kosong ) dalam jumlah terbatas, tergantung dari varietas, kesuburan, jenis, kerapatan, dan lamanya tumbuh.
a Segi praktek pertanian : misalnya : pengolahan tanah, biaya meningkat, aliran air turun, sebagai inang hama penyakit, distribusi, dan pemupukan.


1.2 Tujuan
ü Mengetahui populasi gulma dalam satuan luas secara kuantitatif
ü Melatih keterampilan mahasiswa dalam mengidentifikasi populasi gulma secara kuantitatif
ü Mengetahui populasi gulma secara kuantitaif yang mendominasi di tanaman kelapa sawit.
II. Alat dan Bahan

2.1 Alat : buku tulis dan pensil, cetakan dari kayu yang berbentuk bujur
Sangkar dengan panjang dan lebar 40 cm x 40 cm, sabit.

2.1 Bahan : gulma dikebun percobaan kelapa sawit Cikabayan IPB Dermaga

III. Metode pelaksanaan
1. Menyiapkan alat.
2. Melempar alat yang berupa cetakan bujur sangkar dari kayu ke area yang terdapat gulma secara acak / random (tidak subyektif)
3. Membabat dempes gulma yang telah masuk ke dalam cetakan kayu tersebut
4. Menghitung dan mengelompokkan jumlah gulma yang telah masuk ke dalam cetakan kayu tersebut berdasarkan nama latinnya.
5. Mencatat hasil analisis gulma secara kuantitatif.
6. Lakukan sebanyak tiga kali ulangan.








IV. PEMBAHASAN

Dalam praktikum ini populasi gulma yang terdapat di perkebunan kelapa sawit telah dapat diidentifikasi dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan result atau hasil yang diperoleh dari kegiatan analisis gulma tanaman perkebunan kelapa sawit telah tersaji secara sistematis. Metode yang digunakan pun telah dijalankan dengan baik dan benar. Gulma – gulma tersebut perlu diidentifikasi guna untuk mengetahui seberapa besar populasi gulma dalam satu areal luas pertanaman kelapa sawit yang telah diidentifikasi secara random atau acak. Dalam pengambilan gulma tersebut tidak boleh dilakukan secara subyektif, karena jika dilakukan secara subyektif maka hasil dari identifikasi tersebut sudah dapat diperkirakan. Padahal tujuan dalam identifikasi ini untuk mengetahui seberapa besar nilai – nilai penting dalam analisis vegetasi secara kuantitatif antara lain : NP(Nilai Penting), SDR (Sumed Dominancy Ratio), NJD (Nisbah Jumlah Dominasi), BKM (Berat Kering Mutlak), BKN (Berat Kering Nisbi), KN (Kerapatan Nisbi), FN (Frekuensi Nisbi), FM (Frekuensi Mutlak).

V. KESIMPULAN

Dari kegiatan analisis gulma secara kuantitatif dapat kami simpulkan nilai – nilai terendah dan nilai – nilai tertinggi dalam satu populasi gulma disatu areal luas pertanaman kelapa sawit. Dalam hasil analisis vegetasi gulma kuantitatif diperoleh dua nilai yang sangat tinggi ataupun selisih dengan gulma – gulma yang lain sangat jauh, yaitu :
Daftar nilai tertinggi :
No
Nama gulma
KM
KN
FM
FN
NP
SDR
1
Axonopus compressus
248,30
0,400
7
0,097222
0,498
24,88 %
2
Ottochloa nodosa
160,00
0,258
6
0,083333
0,341
17,07 %
Nilai tertinggi ini dimiliki oleh gulma golongan rumput, family Graminae, dengan nama lokal rumput papaitan, gulma tersebut adalah Axonopus compressus. Dengan nilai dari KM (kerapatan mutlak) sampai kolom SDR (Sumed Dominancy Ratio) diperoleh nilai yang paling tinggi dibandingkan dengan gulma – gulma yang lain.
Sedangkan untuk gulma yang memiliki niali SDR paling rendah terdapat tiga jenis gulma, yaitu,

No
Nama gulma
KM
KN
FM
FN
NP
SDR
1
Calopogonium caeruleum

0,66
0,001
1
0,013889
0,015
0,75 %
2
Centhotheca lappacea

0,66
0,001
1
0,013889

0,75 %
3
Scleria sumatrensis

0,66
0,001
1
0,013889

0,75 %

Nilai SDR terendah dimiliki oleh Calopogonium caeruleum, Centhotheca lappacea, Scleria sumatrensis. Tidak hany dilihat dari nilai SDR saja tetapi juga nilai – nilai yang lain. Nilai yang diperoleh tersebut adalah nilai – nilai paling rendah dalam penghitungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar