Kamis, 05 Februari 2009

PERSIAPAN TANAM DAN PENANAMAN KELAPA SAWIT

IDENTITAS KEBUN
Perkebunan PT. Sentosa Mulia Bahagia (PT. SMB) terletak di Desa Peninggalan, Simpang Tungkal dan Sukadamai, Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatra Selatan. Secara geografis berada di sekitar 02o 16’ – 02o 25’ Lintang Selatan dan 103o 46’ – 104o 00’ Bujur Timur dengan ketinggian elevasi wilayah sekitar 25 – 55 m diatas permukaan laut (dpl). Berdasarkan klasifikasi iklim Schmidth dan Ferguson, kebun ini termasuk dalam tipe A dengan suhu rata – rata sebesar 32o C.
Luas areal perkebunan PT. Sentosa Mulia Bahagia sampai pada tahun 2006 adalah sebesar 6.272,37 ha yang terbagi atas 8 (delapan) divisi. Berdasarkan data realisasi penanaman sampai dengan bulan Februari 2006, luas areal tanaman belum menghasilkan (TBM) seluas 1.387,36 ha sedangkan tanaman menghasilkan (TM) seluas 4.799,57 ha. Jarak tanam yang digunakan pada saat penanaman adalah 9 x 9 x 9m (segitiga sama sisi) dengan perkiraan populasi per ha sebesar 143 tanaman/ha.
Produksi tandan buah segar (TBS) yang dihasilkan oleh perkebunan kelapa sawit PT. SMB setiap tahunnya bervariasi, pada tahun 2004 total produksi TBS adalah sebesar 27.852,53 ton(10 bulan) 33.423,03 ton(12 bulan) dan pada tahun 2005 mengalami peningkatan menjadi sebesar 40.736,52 ton.

ASPEK TEKNIS
1. Seleksi Kecambah
PT SMB menggunakan kecambah varietas Tenera socfindow dan tenera Guthrie. Kecambah dipisahkan tiap kantong plastik sesuai dengan nomor kelompok meliputi criteria normal (tunggal, ganda 2, dan ganda 3), abnormal, dan afkir (tidak berkecambah dan mati). Masing-masing criteria dihitung, jumlahnya dicatat kemudian kecambah normal ditanam dalam polybag secara berurutan sesuai kelompok criteria kecambah atau menurut nomor kantong dan peti. Kecambah abnormal tetap ditanam mengelompok pada setiap bedeng sedangkan kecambah afkir dimusnahkan.
2. Penanaman Kecambah
Penanaman dimulai dengan pembuatan lubang tanam sedalam sedalam 2-3 cm dengan tugal kecil yang ujung runcing. Penanaman kecambah dilakukan dengan hati-hati agar tidak patah/terbalik dengan posisi bagian akar (Radicula) menghadap kebawah dan tunas (Plumula) menghadap keatas. Radicula yang terdapat pada kecambah ditandai dengan warna agak kecoklatan dan terlihat tudung akarnya. Lubang tanam ditutup kembali dengan tanah setebal 1-1,5 cm dan tidak boleh dilakukan pemadatan. Semua bagian kecambah harus tertutup tanah.
3. Pembibitan
Pembibitan adalah kegiatan memelihara benih secara maksimal hingga menjadi bibit siap tanam untuk dijadikan tanaman menghasilkan. Pada Perkebunan SMB pembibitan dilakukan sendiri di divisi ll. Luas areal pembibitan yang dimilki perkebunan ini mencapai 60 Ha.
4. Penanaman Kelapa Sawit
Di Perkebunan SMB khususnya di divisi VI penanaman kelapa sawit dimulai dari pembuatan lubang tanam yang dimensinya disesuaikan dengan ukuran polybag dan memasukkan pupuk serta bibit yang telah disiapkan.
Ada beberapa tahap yang dilakukan sebelum penanaman ini berlangsung. Pertama, bibit dipesan dari divisi II disesuaikan dengan luas areal yang akan ditanami. Setelah bibit datang, bibit dikumpulkan disuatu tempat yang dekat dengan air kemudian bibit dilangsir menggunakan traktor sebanyak 100 bibit untuk sekali langsir yang akan dibawa ke blok yang akan ditanami. Setelah itu bibit diturunkan dijalan produksi yang nantinya dilangsir lagi oleh karyawan penanam ke setiap ajir. Dilanjutkan dengan pembuatan lubang tanam, pemberian pupuk TSP 300 gram atau Rock Phosphat sebanyak 500 gram per lubang dan memasukkan bibit yang sudah dibuang polybagnya kemudian lubang ditutup kembali.
5. Penanaman LCC
Salah satu tujuan penanaman LCC adalah menekan pertumbuhan gulma. Jenis LCC yang dipakai di PT SMB adalah Calopogonium Muconoides (CM), Pureria Javanica (PJ), dan Centrocema Pubescent (CP), dengan perbandingan 1 : 1 : 1= 3 Kg/ha. Pekerjaan ini dimulai dengan pengendalian gulma terlebih dahulu yaitu menebas dan mendongkel gulma berkayu yang tumbuh disekitar tananaman kacangan. Selanjutnya membabat kacangan agar tanaman kacangan tidak terlalu tebal dan semak yang dapat menutupi tanaman pokok.
ASPEK MANAJERIAL
Proses penanaman, mulai dari pemindahan bibit hingga bibit tersebut ditanam, diawasi langsung oleh mandor penanaman. Mandor penanaman harus mengetahui berapa jumlah bibit yang sudah ditanam dan yang belum ditanam sehingga memudahkan dalam pelaporan ke kantor pembibitan untuk mencocokkan dengan laporan bibit yang telah keluar dari divisi II (Pembibitan). Untuk penanaman LCC diawasi oleh mandor LCC yang tugasnya adalah mengawasi penanaman LCC. Setelah penanaman LCC selesai, mandor LCC memilki kewajiban membuat dan menginformasikan laporan penanaman LCCnya kepada mandor 1. Mandor 1 adalah orang yang langsung berada dibawah koordinasi assistant divisi, sehingga mandor 1 berhak melakukan pengontrolan dan pengaturan terhadap semua jenis pekerjaan yang dilakukan sekaligus memberikan penilaan terhadap pekerjaan tersebut.
PEMBAHASAN
Pembibitan

No
Masalah yang Dihadapi
Solusi
1
Areal bergelombang
Meratakan tanah sebelum pembibitan utama
Membuat saluran drainase
2
Kurangnya tenaga kerja karena sebagian BHL berdomisili diluar kebun SMB
Membangun barak untuk karyawan di dalam kebun

3
Kurangnya pemahaman dalam hal seleksi bibit yang berakibat tanaman yang abnormal turut tertanam dilapangan
Memberikan penyuluhan yang lebih intensif



Penanaman Kelapa Sawit
No
Masalah yang dihadapi
Solusi
1
Lubang tanam yang tidak sesuai dengan standar sehingga mempersulit penanaman.
Meningkatan supervise terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan
2
Lubang tanam yang tertimbun karena hujan dan erosi.
Memperpendek selang waktu antara pembuatan lubang tanam dengan penanaman.
3
Penanam kurang disiplin dan terampil dalam melaksanakan pekerjaannya.
Melakukan pembinaan pada karyawan yang masih baru.
4
Kurang padatnya tanah sewaktu melakukan penanaman sehingga bibit mudah condong bahkan rebah saat tertiup angin.
Melakukan pemadatan tanah sampai rata di sekeliling pokok sehingga bibit tidak goyang.

Penanaman LCC
No
Masalah yang dihadapi
Solusi
1
Penanaman LCC yang terlambat sehingga mengakibatkan sukar untuk tumbuh karena pertumbuhan gulma yang lebih cepat
Penanaman LCC seharusnya dilakukan segera setelah kegiatan land clearing dilakukan.

2
Kurangnya tenaga kerja
Perencanaan kebutuhan tenaga kerja harus lebih matang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar