Kamis, 05 Februari 2009

MANAJEMEN PEMBIBITAN KELAPA SAWIT

I. PENDAHULUAN
Perkebunan kelapa sawit merupakan jenis usaha jangka panjang. Kelapa sawit ditanam saat ini baru akan dipanen hasilnya beberapa tahun kemudian. Kelapa sawit merupakan tanaman tahunan (perenial crop). Pada kelapa sawit dikenal periode tanaman belum menghasilkan (TBM) yang lamanya bervariasi 2 – 4 tahun, tergantung beberapa faktor.
Investasi yang sebenarnya bagi perkebunan komersial berada pada bahan tanaman yang akan ditanam karena merupakan sumber keuntungan bagi perusahaan kelak. Konsekuensinya, bahan tanaman yang ditanam harus bermutu tinggi dan dijamin oleh institusi penghasil benih. Pemilihan bahan tanaman yang tidak tepat akan membawa resiko yang sangat besar. Perusahaan akan menderita kerugian dana, waktu, dan tenaga kerja jika bibit yang ditanam ternyata tidak sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini baru bisa diketahui setelah tanaman mulai menghasilkan, 2 – 4 tahun kemudian. Keberhasilan ini juga ditentukan oleh teknik-teknik budidaya (aspek teknis) dan sistem manajemen perusahaan yang baik (aspek manejemen)
Pembibitan merupakan kegiatan awal di lapangan yang bertujuan untuk mempersiapkan bibit siap tanam. Pembibitan harus sudah disiapkan sekitar satu tahun sebelum penanaman di lapangan, agar bibit yang ditanam tersebut memenuhi syarat, baik umur maupun ukurannya.

II. MANAJEMEN PEMBIBITAN
Aspek-aspek manajemen yang berkaitan dengan pembibitan kelapa sawit yang harus dilaksanakan meliputi:
1. Perencanaan Kegiatan Pembibitan (Planing)
a. Penyiapan lokasi pembibitan :
· Merencanakan waktu pemilihan lokasi.
· Meninjau lokasi yang potensial, seperti :
o Datar dan rata, bila tidak rata sebaiknya dibuat teras.
o Dekat dengan sumber air
o Bebas dari gangguan hewan
o Lokasi pembibitan mudah dikunjungi dan diawasi serta tersedia bangunan bagi para pekerja yang melakukan pemeliharaan dan pengawasan.
· Mempersiapkan program pembibitan yang terperinci, termasuk sistem perairan.

b. Pemilihan bahan tanam :
· Bahan tanam unggul bersertifikat dari institusi penjual kecambah berlegitimasi seperti Dami Mas (SMART), PPKS, PT Socfindo, OPSG Topaz (Asian Agri), dan Sriwijaya.
· Perhitungan kebutuhan benih dan luas areal pembibitan.
Contoh perhitungan kebutuhan benih :


170 semai
Seleksi di pembibitan ± 10%
185 semai
Kecambah ditanam di persemaian
150 bibit (sudah termasuk 10% sisipan)
Bibit siap tanam
200 butir
Seleksi kecambah ± 7,5%
Kecambah diterima
Seleksi di persemaian ± 7,5%
Semai dipindahkan ke polibag besar

Contoh perhitungan (L) luas areal pembibitan untuk (Po) 150 bibit diatas dengan jarak tanam (a) 90 cm x 90 cm x 90 cm (jarak tanam segitiga sama sisi)
L = 105,22 m2

2. Pembagian kerja bagi tenaga pembibitan (Organizing)
Pembagian kerja (job description) pada pembibitan umumnya seperti diperagakan oleh bagan dibawah ini

Pekerja harian
Mandor Pembibitan
Mandor Utama
Asisten lapangan
Mengawasi pelaksanaan pembibitan dan menerima laporan hasil kegiatan dari mandor
Mengkoordinir segala kegiatan pembibitan dan bertanggung jawab kepada asisten lapangan
Mengawasi secara langsung pekerja di bawahnya dan menyampaikan lebih lanjut prosedur kerja
Pelaksana langsung kegiatan pembibitan di lapangan

3. Pelaksanaan pembibitan (Actuating)
a. Penyiapan lokasi :
· Membuat jalan rintis ke lokasi-lokasi yang potensial
· Membuat jalan permanen ke arah lokasi pembibitan
· Membersihkan areal persemaian secara mekanis
· Membersihkan areal pembibitan utama secara mekanis
· Memesan bahan tanaman dan peralatan-peralatan
b. Persiapan persemaian :
· Membuat bedengan dan naungan
· Membangun gudang
· Mengisi dan memindahkan mini/babybag
· Memasang sistem pengairan
· Menerima dan menanam kecambah
c. Perawatan persemaian :
· Pengaiaran atau penyiraman
· Pengendalian gulma
· Pemupukan
· Konsolidasi bibit yang miring
· Pengendalian HPT
· Penjarangan bibit/seleksi (thining out)
d. Persiapan dan penanaman di pembibitan utama
· Membangun gudang utama
· Memasang sistem pengairan
· Membuat jalan di pembibitan
· Pemancangan, persiapan, dan pengisian tanah ke dalam kantong polibag besar
· Pemindahan semai dari persemaian (alih tanam)
e. Perawatan pembibitan utama
· Konsolidasi bibit doyong dan penambahan tanah pada polibag
· Penyiraman bibit
· Pengendalian gulma
· Pemupukan
· Pengendalian HPT
· Penjarangan bibit/seleksi (thining out)

4. Pengawasan pembibitan (Controlling)
Pengawasan pembibitan dilaksanakan untuk mendukung keberhasilan penanaman kelapa sawit dengan mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan selama proses pembibitan berlangsung. Selain itu, penanganan bibit dari pembibitan awal hingga ke pembibitan utama merupakan faktor yang tidak dapat dikesampingkan. Hal-hal yang perlu diawasi antara lain :
a. Kesalahan menanam pada saat pindah tanam dari pembibitan awal ke pembibitan utama. Bila bibit ditanam terlalu dangkal maka pertumbuhan tanaman akan menggantung dan mudah rebah.
b. Penyiraman kurang merata, terlalu deras atau tidak cukup penyiraman pada masing-masing tanaman. Hal ini akan menyebabkan pertumbuhan yang heterogen pada hamparan pembibitan yang sama.
c. Kesalahan dalam pemberian pupuk, herbisida atau pemakaian obat-obatan. Tindakan ini dapat mengakibatkan daun tanaman terbakar.
d. Penempatan jarak tanam yang terlalu rapat sehingga terjadi persaingan dalam memperoleh sinar matahari. Jarak tanam yang dianjurkan adalah segitiga sama sisi 90 cm x 90 cm x 90 cm.
e. Pemindahan bibit dari pembibitan awal terlalu cepat akan menimbulkan scorching sedangkan pemindahan bibit yang terlambat akan menimbulkan pertumbuhan yang meninggi (etiolasi)


III. PENUTUP

Untuk mendukung keberhasilan penanaman kelapa sawit diperlukan adanya bibit yang baik. Bibit tersebut dapat diperoleh bila kecambah kelapa sawit yang digunakan berasal dari produsen yang diakui oleh pemerintah. Penggunaan bibit yang tidak jelas sumbernya bisa menyebabkan kerugian. Selain itu penanganan bibit dari pembibitan awal hingga pembibitan utama merupakan faktor yang tidak dapat dikesampingkan.
Bibit merupakan produk yang dihasilkan dari suatu proses pengadaan bahan tanaman yang dapat berpengaruh terhadap pencapaian hasil produksi pada masa selanjutnya. Dengan demikian maka pembibitan merupakan langkah awal dari seluruh rangkaian kegiatan pembudidayaan pada tanaman kelapa sawit

IV. DAFTAR PUSTAKA

Pahan, Iyung. 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Jakarta: Penebar Swadaya.
Buana, Lalang, dkk. 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Medan: Pusat Penelitian Kelapa Sawit.
Setyamidjaja, Djoehana. 2006. Kelapa Sawit. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar